Obsesi jadi Detective


Inget jaman dulu waktu masi SD, aku suka telat masuk ke sekolah gara-gara nonton Detective Conan pagi-pagi sebelum berangkat sekolah. Conan itu tokoh idola ku banget deh pokoknya. 

"Masyaallah ni bocahhh..... berangkat sekolah sana, kalo engga... TV nya mama buang ke Kebon"

nggak ada bosen-bosennya mama marahin aku tiap pagi. TV kesayanganku itu mau di buang ke kebon bener-bener ancaman mengerikan buat aku. Membayangkan aku hidup tanpa nonton Conan, pasti BERAT, seberat satu ton beras. Aku juga rela di suruh sama pak guru buat nyapu halaman sekolah gitu gara-gara telat. Demi nonton Conan doang. Dimataku waktu itu, Conan itu hidup kayak aku dan manusia lainnya. Taunya cuma gambar.  Tapi Gara-gara suka banget sama Conan obsesi terbesarku adalah jadi detective. Bukan sekedar obsesi, cita-cita malah. Dibalik telatnya aku ke sekolah, aku punya cita-cita yang sangat mulia, dan cukup keren. Membantu menyelesaikan kasus pembunuhan.

Ternyata obsesiku buat jadi detective tidak berhebti sampai lulus SD. Dimataku, Conan itu banget banget  KEREN, dan aku kepengen keren kayak si Conan. Waktu SMA, aku sempet mikir, buat jadi detective aku harus ngelanjutin kuliah kemana si? sayangnya aku nggak menemukan petunjuk adanya sekolah detective. Guru bimbingan konselingpun nggak ngasih info adanya sekolah detective. 

Sekarang aku juga masih suka gitu sama film-film yang berbau detective. Kayak Mission Impossible, Death Note, Ghost korean Drama, Blind Korean Movie dan masih banyak lagi.

Conan membawaku bermimpi jauh lebih tinggi dari menara Eifel. Sampe sekarang, aku yang calon Guru ini masih punya obsesi jadi detective. Karena itu di kampus kadang aku suka nawarin jasa detective ke temen-temen. Demi mewujudkan Obsesi super Keren ku ini.

Kalo aku ngliat temen kuliahku kucel, lusuh, sembab, mulanya ditekuk seribu, dialah TARGET ku.

"Kamu lagi ada masalah yah, kok kusut gitu, pacar, temen, atau dosen?"

"Iya nih masalah pacar, dia udah mulai nggak jelas" jawab temenku sambil celupin kepalanya ke gelas saking stressnya.

"mau akau bantu?" aku menawari dia dengan rasa percaya diri berlebihan, saking berlebihannya, kantung kresek nggak mampu menampung rasa percaya diriku itu.

"perlu aku selidiki pacarmu yang GEJE itu?"

"Selidiki gimana?, emang bisa?" tanya temenku yang kliatan kaya anak kecil dapet hadiah uang 500 rupiah di dalan bungkus jajan, bahagia banget, seolah-olah dia mendapatkan sesosok pahlawan tanpa tanda jasa yang mau membantu dia dengan suka rela yang itu adalah aku.

"tentu bisa, aku kan detective"

"Ngaco, ogah ahh... detective gadungan"

Jawaban yang singkat padat dan jelas. yang menyiratkan bahwa dia nggak percaya kalo punya temen seorang detective.^^

Walopun di tolak berkali-kali dalam hal tawar-menawar jasa detective ku ini, sepertinya obsesi detective yang udah melekat di lubuk hati yang terdalam nggak bakalan lenyap dimakan waktu. ^^


*detective wita

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.
You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "